Islam Secara "Kaffah"

Apa makna “Memahami dan
Mengamalkan Islam secara
Kaffah”?, Kepada siapa
diberlakukan “Memahami dan
Mengamalkan Islam secara Kaffah”?,
Apa dampak positif dalam
upaya“Memahami dan Mengamalkan
Islam secara Kaffah”; dan apa
dampak negatif dari sikap
mengabaikan dan tidak mau
“Memahami dan Mengamalkan Islam
secara Kaffah”?
Islam kaffah maknanya adalah : Islam
secara menyeluruh, yang Allah ‘Azza
wa Jalla perintahkan dalam Al-
Qur`an surat Al-Baqarah ayat 208.
Perintah kepada kaum mu`minin
seluruhnya. Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman :
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺩْﺧُﻠُﻮﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴِّﻠْﻢِ ﻛَﺎﻓَّﺔً ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮﺍ
ﺧُﻄُﻮَﺍﺕِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﻜُﻢْ ﻋَﺪُﻭٌّ ﻣُﺒِﻴﻦٌ
] ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ 208/ ]
“Wahai orang-orang yang beriman,
masuklah kalian kepada Islam secara
kaffah (menyeluruh), dan janganlah
kalian mengikuti jejak-jejak syaithan
karena sesungguhnya syaithan
adalah musuh besar bagi
kalian.” [Al-Baqarah : 208]
Memeluk dan mengamalkan Islam
secara kaffah adalah perintah Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang harus
dilaksanakan oleh setiap mukmin,
siapapun dia, di manapun dia,
apapun profesinya, di mana pun dia
tinggal, di zaman kapan pun dia
hidup, baik dalam sekup besar
ataupun kecil, baik pribadi atau pun
masyarakat, semua masuk dalam
perintah ini : “Wahai orang-orang
yang beriman, masuklah kalian
kepada Islam secara kaffah
(menyeluruh) Pada ayat yang sama,
kita dilarang mengikuti jejak langkah
syaithan, karena sikap mengikuti
jejak-jejak syaithan bertolak
belakang dengan Islam yang kaffah.
Sementara pada ayat yang lain, Allah
Subhanahu wa Ta’ala juga
menyebutkan tentang kebiasaan
kaum Yahudi (Ahlul Kitab). Yaitu
ketika Allah turunkan kepada mereka
Kitab-Nya, Allah mengutus kepada
mereka Rasul-Nya, mereka tidak mau
mengimani,menjalankan, dan
mengamalkan syari’at yang Allah
Subhanahu wa Ta’ala turunkan
secara kaffah. Ini adalah akhlak
Yahudi. Allah Subhanahu wa Ta’ala
menyatakan tentang mereka:
ﺃَﻓَﺘُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﺒَﻌْﺾِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻭَﺗَﻜْﻔُﺮُﻭﻥَ ﺑِﺒَﻌْﺾٍ ﻓَﻤَﺎ ﺟَﺰَﺍﺀُ
ﻣَﻦْ ﻳَﻔْﻌَﻞُ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺇِﻻَّ ﺧِﺰْﻱٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ
ﻭَﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻳُﺮَﺩُّﻭﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﺷَﺪِّ ﺍﻟْﻌَﺬَﺍﺏِ ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟﻠﻬُﺒِﻐَﺎﻓِﻞٍ
ﻋَﻤَّﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ (85) ] ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ 85/ ]
“ Apakah kalian ini mau beriman
kepada sebagian Al Kitab(Taurot)
sementara kalian tidak mau beriman,
tidak mau mengamalkan dengan
syari’at yang lainnya,tidaklah
balasan bagi orang-orang yang
berbuat seperti ini diantara
kalian,kecuali kehinaan di dunia. Dan
pada Hari Kiamat nanti mereka akan
dikembalikan ke sekeras-keras
adzab. Tidaklah Allah sekali-kali lalai
dari apa yang kalian lakukan. ” (Al-
Baqarah : 85).
Ayat yang kedua ini sebagai
peringatan : Bahwa kita dilarang
meniru akhlak dan cara kaum Yahudi
dalam beragama. Yaitu mereka mau
menerima syari’at Allah Subhanahu
wa Ta’ala yang Allah turunkan dalam
kitab Taurat atau disampaikan Rasul-
Nya pada waktu itu jika syari’at
tersebut tidak bertentangan dengan
hawa nafsu mereka. Namun jika
syari’at tersebut menurut pandangan
mereka jika diterapkan dapat
menghalangi kepentingan duniawi,
kepentingan hawa nafsu dan syahwat
mereka, atau tidak bisa diterima oleh
akal logika mereka yang sempit,
maka mereka tidak mau beriman dan
mengamalkan syari’at Allah
Subhanahu wa Ta’ala tersebut.
Barangsiapa yang berbuat seperti itu,
maka sungguh balasannya adalah
kehinaan didunia dan adzab di
akhirat nanti lebih keras lagi.
AllahSubhanahu wa Ta’ala tidak akan
lalai terhadap apa yang kita lakukan
ini.
Dua ayat dalam surah Al-
Baqarah,yang pertama pada ayat ke
208, dan kedua pada ayat ke-185
merupakan dasar pembahasan kita
pada topik ini.
Islam kaffah maknanya adalah Islam
secara menyeluruh, dengan seluruh
aspeknya, seluruh sisinya, yang
terkait urusan iman, atau terkait
dangan dengan akhlak, atau terkait
dengan ibadah, atau terkait dangan
mu’amalah, atau terkait dangan
urusan pribadi, rumah tangga,
masyarakat, negara, dan yang lainnya
yang sudah diatur dalam Islam. Ini
makna Islam yang kaffah.
Apakah sudah pernah ada penerapan
Islam secara kaffah? Apakah pernah
agama Islam ini, sejak awal
diturunkan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala hingga hari ini, pernahkah
diterapkan secara kaffah ataukah
belum? Islam sudah pernah
diterapkan secara kaffah. Islam
secara kaffah sudah pernah dipahami
dan diamalkan oleh generasi terbaik
umat ini, yaitu generasi para
shahabat Nabi ridwanallahi ‘alahi
jami’an baik secara zhahir maupun
secara bathin .
- Secara zhahir : tampak dalam
berbagai amalan mereka, baik dalam
urusan ibadah, akhlak, maupun
muamalah.
- Secara bathin : yakni dalam
keikhlasan, kebenaran dan kejujuran
iman, dan takwa. Semua itu telah
diterapkan para shahabat Rasulullah
Shallahu ‘alaihiwa Sallam di bawah
bimbingan langsung Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam secara
berkesinambungan dari hari ke hari,
dari tahun ke tahun. Ayat demi ayat
turun, surat demi surat turun untuk
mereka dengan disampaikan dan
diajarkan langsung oleh Rasulullah
Shallahu ‘alaihi wa Sallam kepada
mereka. Ketika turun ayat tentang
ibadah, maka Rasulullah Shallahu
‘alaihi wa Sallam langsung
mempraktekkan ayat tersebut, yakni
mempraktekkan bagaimana cara
beribadah yang dimaukan dalam ayat
tersebut. Ketika turun ayat tentang
iman, maka Rasulullah Shallahu
‘alaihi waSallam pun merinci makna
yang terkait dengan iman tersebut.
Semua itu beliau lakukan dalam
hadist- hadistnya, dalam keseharian
bersama para sahabat. Selama
kurang lebih 23 tahun Rasulullah
Shallahu ‘alaihi wa Sallam mendidik
mereka di atas iman yang kaffah,
Islam yangkaffah, ibadah yang kaffah,
sampai akhirnya turunlah ayat:
ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺃَﻛْﻤَﻠْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﺩِﻳﻨَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺗْﻤَﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻧِﻌْﻤَﺘِﻲ
ﻭَﺭَﺿِﻴﺖُ ﻟَﻜُﻢُ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡَ ﺩِﻳﻨًﺎ ]ﺍﻟﻤﺎﺋﺪﺓ 3/ ]
“ Pada hari ini telah Ku-
sempurnakan untuk kalian agama
kalian dan telah Ku-cukupkan
kepada kalian nikmat-Ku, dan telah
Aku ridhai Islam itu jadi agama bagi
kalian ” [Al-Ma'idah : 3] Ayat ini
turun menjelang wafatnya Rasulullah
Shallahu ‘alaihi wa Sallam. Pada
tanggal 9 Dzulhijjah ketika hajjatul
wada’ (haji penghabisan/perpisahan)
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa
Sallam. Ayat ini turun di padang
‘Arafah, yang kemudian para sahabat
memahami bahwa Rasulullah
Shallahu ‘alaihi wa Sallam akan
berpisah dengan turunnya ayat ini.
Mereka bersedih bahwa wahyu sudah
akan segera berakhir.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman : ”Pada hari ini telah Ku-
sempurnakan agama kalian dan telah
Aku sempurnakan pula bagi kalian
nikmat-Ku”, yakni nikmat Islam …
sempurna pada hari itu “dan telah
Aku ridhai Islam itu jadi agama bagi
kalian” Islam yang mana yang Allah
ridhai? Islam dengan syari’at yang
mana yang telah Allah ridhai?
Jawabannya adalah : Islam ketika
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam
masih hidup menyampaikan ayat
demi ayat kepada para shahabatnya,
difahamkan oleh Rasulullah Shallahu
‘alaihi wa Sallam kepada mereka,
kemudian difahami oleh para
shahabat dan diamalkan oleh
mereka, demikian terus sampai turun
ayat Al-Maidah : 3 ini. Itulah Islam
kaffah, islam yang diridhai oleh Allah
‘Azzawa Jalla. Itulah bentuk Islam
yang Allah Subhanahu wa Ta’ala rela
sebagai agama. Itulah bentuk
pamahaman Islam yang telah diridhai
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Yakni bentuk iman, bentuk ibadah,
bentuk mu’amalah, serta bentuk
akhlak yang ada pada hari itu.
Bisa kita simpulkan, bahwa Islam
kaffah, yang telah bersifat
menyeluruh dari seluruh aspeknya,
adalah Islam yang telah diterima oleh
para shahabat secara langsung dari
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam
dan mereka amalkan di bawah
pengawasan Rasulullah Shallahu
‘alaihi wa Sallam, bahkan
pangawasan ilahi langsung. Kalau
ada sesuatu yang tidak benar atau
salah, maka turun ayat mengingatkan
tentang suatu peristiwa, atau turun
ayat lagi merinci permasalahan
tersebut. Pengawasan langsung dari
langit yang ke tujuh, yakni
pengawasan langsung dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang
menurunkan syari’at ini.
Oleh karena itu, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sebaik- baik generasi
adalah generasi di mana Aku berada
di sana.” Maksudnya sebaik-baik
dalam hal apa? Dalam seluruh urusan
agama, akhlaknya para shahabat
terbaik,imannya juga yang terbaik.
Ibadahnya, baik tingkat kualitas
maupun tingkat kuantitas, para
shahabat adalah yang terbaik. Karena
Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwa
sallam tegas menyatakan, bahwa
sebaik- baik generasi adalah
generasi di mana Aku berada disitu.
Itulah sekelumit tentang pengertian
Islam kaffah, dan dengan ini pula
kita mengetahui pula jawaban yang
dikemukakan tadi (apakah pernah
Islam dipahami dan diterapkan
secara kaffah?), maka jawabannya
adalah pernah dan pasti pernah. Oleh
karena itu, kita diperintahkan dalam
syari’at ini, baik dalam Al-Qur’an
maupun dalam sunnah Rasulullah
Shallahu ‘alaihi wa Sallam, untuk
senantiasa kembali kepada jejak
mereka. Bagi yang ingin memahami
Al-Qur’an, janganlah memahami Al-
Qur`an dengan logika kita semata.
Maka kembalikanlah pemahaman Al-
Qur’an itu kepada generasi terbaik
tersebut, yang lebik dari kita dari
semua sisinya. Ketika orang hendak
menerapkan sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihiwa sallam, harus
menengok bagaimana para shahabat
menerapkannya.
Penerapan Islam secara kaffah adalah
suatu kewajiban yang Allah
Subhanahu wa Ta’ala perintahkan
kepada hamba-hamba-Nya kaum
mu’minin. Ini merupakan keharuskan
yang tidak bisa ditawar-tawar lagi
oleh setiap individu mu’min, bahwa
dia harus menerapkan Islam secara
kaffah, siapapun dia, apapun
profesinya. “Masing-masing kalian
adalah pemimpin, dan masing-
masing kalian akan dimintai
pertanggunjawaban atas apa yang
dipimpinnya.” ). Seorang kepala
rumah tangga juga berlaku atasnya
perintah yang Allah Subhanahu wa
Ta’ala sebutkan dalam surat Al-
Baqarah ayat 208 “Wahai orang-
orang yang beriman masuklah kalian
ke dalam islam secara kaffah
(menyeluruh)… .” [Al-Baqarah ayat
208] juga “Wahai orang- orang yang
beriman, bentengi diri kalian dan
keluarga kalian dari adzab
neraka.” [At-Tahrim : 6] Demikian
juga seorang istri, ayat tersebut
berlaku juga atasnya. “Wahai orang-
orang yang beriman masuklah kalian
ke dalam islam secara kaffah
(menyeluruh)… .” [Al-Baqarah ayat
208] juga “Masing-masing kalian
adalah pemimpin, dan masing-
masing kalian akan dimintai
pertanggunjawaban atas apa yang
dipimpinnya.” ) “… seorang wanita
(istri) itu sebagai penanggungjawab
atas rumah suaminya serta putra-
putrinya dan sekaligus dia (istri)
tersebut akan dimintai
pertanggungjawaban.” Istri punya
kewajiban terkait dengan suami.
Syari’at telah menyebutkan, baik Al-
Qur’an maupun As-Sunnah, berbagai
kewajiban tersebut, maka kaum
wanita wajib mengetahuinya. Terkait
urusan rumah tangga saja, masih
banyak kaum wanita muslimah yang
belum tahu dan mengerti tentang
Islam dengan benar. Jangankan
secara menyeluruh, terkait dengan
kewajiban di rumah tangga saja,
masih banyak perkara dia tidak
mengerti. hal ini perlu diperbaiki.
Keterkaitan masalah islam kaffah
dengan umat dan kehidupan
bernegara
Umat Islam sekarang ini sedang
mengalami berbagai krisis dengan
berbagai bentuknya. Mengalami
kemerosotan di berbagai bidang.
Umat Islam mengalami kemerosotan
dalam bidang ibadah,sehingga setiap
hari semakin banyak orang yang
dengan terang-terangan tidak mau
shalat. Semakin hari akhlaq kaum
muda-mudi muslimin dan muslimat
semakin jauh dari bimbingan
Islam,cenderung meniru dan
mengekor kaum kuffar. Begitu pula
keamanan negeri kita semakin hari
semakin tidak menentu, semakin
tidak jelas arahnya. Begitu juga
masyarakat mengeluh terkait dengan
perekonomian mereka. Terasa setiap
hari semakin sempit rezki atau
perekonomian ummat ini tidak
barakah, semakin hari kita
menyaksikan hal yang seperti ini.
Dari sisi aqidah, kaum muslimin juga
mengalami kemerosotan. Semakin
bermunculan berbagai aqidah yang
bertentangan dengan aqidah Islam
yang haq. Ahmadiyah semakin
berani, Syi’ahnya juga semakin
terang-terangan menyebarkan
kebatilannya. Komunis pun berani
sekarang, dan buku-buku
komunissudah ada di toko-toko
buku. Paham liberalisme juga seperti
itu,terus dijejelkan di tengah-tengah
ummat ini kepada putra-putri
muslimin.
Sungguh hanya Allah sajalah yang
dapat memberikan jalan keluar bagi
kita semuanya, bagi kaum muslimin.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ﻭَﻋَﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻭَﻋَﻤِﻠُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ
ﻟَﻴَﺴْﺘَﺨْﻠِﻔَﻨَّﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻛَﻤَﺎ ﺍﺳْﺘَﺨْﻠَﻒَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ
ﻗَﺒْﻠِﻬِﻢْ ﻭَﻟَﻴُﻤَﻜِّﻨَﻦَّ ﻟَﻬُﻢْ ﺩِﻳﻨَﻬُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺍﺭْﺗَﻀَﻰ ﻟَﻬُﻢْ
ﻭَﻟَﻴُﺒَﺪِّﻟَﻨَّﻬُﻢْ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِﺧَﻮْﻓِﻬِﻢْ ﺃَﻣْﻨًﺎ ﻳَﻌْﺒُﺪُﻭﻧَﻨِﻲ ﻟَﺎ ﻳُﺸْﺮِﻛُﻮﻥَ
ﺑِﻲ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﻔَﺮَ ﺑَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﺄُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻔَﺎﺳِﻘُﻮﻥَ
(55) ]ﺍﻟﻨﻮﺭ 55/ ]
“Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara
kalian dan mengerjakan amal-amal
yang shalih, bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di muka bumi, sebagaimana
Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa. Dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-
Nya untuk mereka. Dan Dia benar-
benar akan mengganti (keadaan)
mereka, setelah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa.
Mereka tetap beribadah kepada-Ku
dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik.” [An-
Nur : 55]
Sifat Allah adalah (Laa yukhliful mii
‘aad) : Allah tidak pernah menyelisihi
janji-Nya. Allah sungguh telah
berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kalian dan beramal
shalih, yaitu:
Dia (Allah) pasti akan memberikan
kepada orang-orang beriman dan
beramal shalih kekuasaan di muka
bumi, yakni Kekhilafahan di muka
bumi.
Dan Aku akan kokohkan posisi dan
kedudukan agama mereka, yakni
Islam ini, yang telah Aku ridhai untuk
mereka sebagai agama.
Dan pasti Aku akan menggantikan
perasaan takut, yakni kecemasan,
ketidak tentraman yang menimpa
mereka, dengan kondisi yang aman,
tentram, tidak saling mencurigai
hidup dengan penuh keharmonisan.
Perhatikan ayat ini dengan baik-baik.
Janji yang akan Allah berikan adalah
kekuasaan di muka bumi ini untuk
kaum mu’minin. Allah Subhanahu wa
Ta’ala dalam surat Al-A’raf ayat
ke-96:
ﻭَﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟْﻘُﺮَﻯ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﺍﺗَّﻘَﻮْﺍﻟَﻔَﺘَﺤْﻨَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺑَﺮَﻛَﺎﺕٍ
ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ]ﺍﻷﻋﺮﺍﻑ 96/ ]
“Kalau seandainya penduduk-
penduduk negeri tersebut mau
beriman dan bertaqwa kepada Allah
maka pasti Kami akan bukakan untuk
mereka pintu-pintu barakah dari
langit dan bumi”. Apa syarat nya
yang harus kita penuhi agar kita
mendapati pemenuhan janji Allah?
Tidak lain adalah dengan ber-islam
secara kaffah.
Jadi, yang dikehendaki Allah dalam
surat 2;208 ini adalah: kembalinya
kita dalam memahami dan
menerapkan syariat islam seperti
Rasulullah dan para sahabat beliau
menerapkanya Dalam kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat dan
dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Demikianlah yang
dimaksudkan masuk islam secara
keseluruhan/totalitas/kaffah.
-- Wallahu a'lamu --

0 komentar

Silahkan mengeluarkan unek** yang baik,and jangan nyepam ya..!
Terimakasih udah mampir..!