Metodologi Perencanaan Pendidikan

METODOLOGI PERENCANAAN PENDIDIKAN

A.    Pengertian Metodologi Perencanaan Pendidikan
Metodologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “metodos” dan ""logos, kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan, logos artinya ilmu.Metodologi adalah ilmu-ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran dengan menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji.Metodologi juga merupakan ilmu yang membahas tentang metode-metode yang akan digunakan dalam merencanakan kebijakan di dalam pendidikan.
Sedangkan pengertian metodologi perencanaan pendidikan adalah ilmu atau cara yang digunakan untuk menyusun sebuah perencanaan pendidikan dengan cara mengkaji berbagai rumusan yang nantinya akan dipilih salah satu perencanaan yang paling efektif dan efisien.

B.     Metode-Metode Perencanaan

Metode digunakan untuk menyusun perencanaan pada umumnya, perencanaan yang dibuat ini merupakan perencanaan yang dapat diterapkan dalam bidang pendidikan. Berikut ini merupakan beberapa metode yang dikemukakan oleh Augus W. Smith dalam Fattah(2013: 52):
1.      Metode mean-ways and analysis
Metode dengan cara menganalisa alat, cara, dan tujuan. Metode ini digunakan untuk meneliti sumber-sumber dan alternatif untuk mencapai tujuan perencanaan. Tiga hal yang perlu dianalisa dalam metode ini yaitu: means yang berarti ada kaitanya dengan sumber-sumber yang diperlukan dalam menyusun perencanaan. Ways yang berhubungan dengan cara dan alternatif tindakan yang dirumuskan dan yang akan dipilih sebagai pokok perencanaan. Ends yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai.
2.      Metode input-output analysis
Merupakan kegiatan untuk menganalisis masukan dan keluaran dalam menyusun perencanaan. Metode ini dilakukan dengan mengadakan pengkajian dengan interelasi dan interdepensi berbagai komponen masukan dan keluaran dari suatu system. Metode ini digunakan untuk menilai alternatif dalam proses tranformasi.
3.      Metode econometric analysis
Metode analisis ekonometrik ini, mengunakan metode data empiric, teori ekonomi dan statistika untuk mengukur perubahan dalam kaitanya dengan ekonomi. Metode ekonometrik mengembangkan persamaan-persamaan yang menggambarkan hubungan ketergantungan di antara variabel-variabel yang ada dalam suatu system.
4.      Metode cause-effect diagram
Metode diagram sebab akibat ini digunakan dalam perencanaan dengan menggunakan sikuen hipotetik untuk memperoleh gambaran tentang masa depan. Metode ini sangat cocok untuk perencanaan yang bersifat strategic.
5.      Metode Delphi
Metode ini digunakan dalam perencanaan yang bertujuan untuk menentukan sejumlah alternatif progam, mengekplorasi fakta yang melandasi “judgments” tertentu dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai suatu konsensus. Biasanya metode ini dimulai dengan melontarkan suatu masalah yang bersifat umum, untuk diidentifikasi menjadi masalah yang lebih spesifik. Partisipan dalam metode-metode ini orangyang dianggap ahli dalam disiplin ilmu tertentu.
6.      Metode heuristic
Metode ini dirancang untuk mengeksplorasi isu-isu dan untuk mengakomodasi pandangan-pandangan yang bertentangan atau ketidakpastian. Metode ini di dasarkan atas seperangkat prinsip dan prosedur yang mensistematikan langkah-langkah dalam usaha pemecahan masalah.
7.      Metode analisis siklus kehidupan
Metode ini digunakan terutama untuk mengalokasikan sumber-sumber dengan memperhatikan siklus kehidupan mengenai produksi, proyek, progam atau aktifitas. Dalam kaitan ini seringkali digunakan bahan-bahan komperatif dengan menggolongkan data, langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ini adalah:
a.       Fase konseptualis
b.      Fase spesifikasi
c.       Fase pengembangan pratotipe
d.      Fase pengujian dan evaluasi
e.       Fase operasi
f.       Fase produksi
Metode ini biasanya digunakan dalam bidang pendidikan terutama dalam mengalokasikan sumber-sumber pendidikan dengan melihat keenderungan dari berbagai aspek yang dapat dipertimbangkan untuk merumuskan rencana dan progam.
8.      Metode value added analysis
Metode ini digunakan untuk mengukur keberhasilan peningkatan produksi atau pelayanan. Dengan demikian kita dapat mendapatkan gambaran singkat tentang kontribusi dari aspek tertentu terhadap aspek lainya.

C.    Perkembangan dalam teori dan metodologi perencanaan pendidikan

Perkembangan teori dan metodologi dalam menyusun perencanaan pendidikan dewasa ini selalu berkembang. Berikut ini kami sajikan beberapa prinsip yang digunakan oleh seorang perencana pendidikan dewasa ini:
1.      Perencanaan pendidikan harus menggunakan pandangan jangka panjang.
Artinya, dalam membuat sebuah perencanaan kita harus memperhatikan apakah rancangan tersebut efektif untuk beberapa tahun ke depan dalam pelaksanaanya. Perencanaan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu: perencanaan jangka pendek(1-2) tahun, perencanaan jangka menengah(4-5) tahun, perencanaan jangka panjang(10-15) tahun.
2.      Perencanaan pendidikan harus bersifat komprehensif
Artinya, perencanaan pendidikan harus memiliki wawasan yang luas dan meliputi keseluruhan system pendidikan dengan berbagai bagiannya,meliputipendidikan formal maupun non formal.
3.      Perencanaanpendidikanharusterperinci.Perencanaan pendidikanituharusmencakup system pendidikansecara keseluruhandalamsatupandanganuntukmenjaminharmonisnyaperkembanganberbagaibagiannya.Terlebihlagiperencanaanpendidikanharusmencobameluaskanpandangannya kearah jenis-jenispendidikandanlatihannonformalyangpentinguntukmenjamin integrasinyasecaraefektifdenganpendidikanformaldan denganmengutamakankebutuhandantujuanmasyarakat.
4.      Perencanaan pendidikan harus merupakan bagian yang integral dari manajemen pendidikan. Perencanaan pendidikan harus merupakan berhubungan erat dengan pengambilan keputusan dan pihak pelaksananya.
5.      Perencanaan pendidikan harus memperhatikan perkembangan kuantitatif dan kualitatif pendidikan. Perencanaan juga harus menjadikan pendidikan lebih relevan, efisien, dan efektif.

D. Data Dasar Perencanaan Pendidikan

Data dasar untuk perencanaan pendidikan mempunyai fungsi sangat penting sebab tanpa adanya data tidak mungkin akan dapat mengembangkan atau melihat kekurangan yang ada dalam pendidikan yang kemudian disesuai dengan yang diinginkan. Data dasar yang diperlukan adalah sebagai berikut :
a.         Kependudukan : Data ini diperlukan untuk menentukan cakupan populasi yang perlu memperoleh kesempatan pendidikan dalam kaitanya dengan kebutuhan pada sektor pembangunan. Data ini mencangkup tentang struktur penduduk, populasi penduduk, pertumbuhan penduduk, populasi tingkat sekolah dll.
b.        Data ekonomi: Data diperlukan kaitannya dalam kemampuan ekonomi pemerintah dalam memperluas kesempatan pendidikan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan sumbe daya manusia.
c.         Kebijakan nasional yang merupakan keputusan politik: mencangkup tujuan nasional dan keputusan legeslatif yang harus dijadikan peganggan dalam pembangunan pendidikan.
d.        Data kependidikan: mencangkup data untuk setiap jenjang pendidikan baik kurikulum, perpindahan, drop out, fasilitas pendidikan, manajemen dan pasti out put pendidikan.
e.         Data ketenaga kerjaan: mencangkup jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam setiap sektor pembangunan, kemampuan pemasaran kerja dalam merespon terhadap lulusan.
f.         Nilai sosial dan budaya: Data diperlukan sebagai imbangan terhadap data kuantitatif dalam rangka pengembangan berbagai program akademik yang di jiwai nilai kemanusiaan yang luhur.

Pengumpulan data ini dilakukan dengan kontrol yang ketat sehingga data yang diperoleh benar-benar berkualitas. Dengan adanya data ini semua kekurangan dan kebutuhan akan segera diketahui, dengan begitu perencanaan diharapkan sesuai dengan kebutuhan secara riil.

E. Tahapan dalam Proses Perencanaan
Kegiatan perencanaan merupakan kegiatan yang sistematik sequensial, dank arena itu kegiatan-kegiatan dalam proses penyusunan perencanaan dan pelaksanaan perencanaan memerlukan tahapan-tahapan sesuai dengan karakteristik perencanaan yang sedang dikembangkan. Banghard dalam Gaffar(1987: 54) mengembangkan tahapan perencanaan sebagai berikut:
1.      Proloque
Merupakan langkah awal persiapan untuk memulai suatu kegiatan perencanaan. Persiapan dalam menyusun sebuah langkah perencanaan dapat dilakukan dengan mengumpulkan data pendukung dalam menyiapkan sebuah perencanaan.


2.      Identifying educational planning problems
Merupakan langkah untuk mengidentifikasi berbagai bentuk permasalahan dalam sebuah perencanaan pendidikan. Berikut beberapa halyang termasuk dalam Identifying educational planning problems:
a.      Delineating the scope of educational problems
Hal ini memiliki arti bahwa dalam rangka menyusun langkah suatu perencanaan, seorang planner harus menentukan ruang lingkup permasalahan sebuah perencanaan.
b.      Studying what has been
Yang dimaksud dalam Studying what has been adalah mengkaji dan menganalisis apa yang telah dilaksanakan oleh seorang planner.
c.       Determining what has been versus what should be
Hal ini merupakan sebuah langkah yang dilakukan untuk membandingkan apa yang telah dicapai dengan apa yang yang seharusnya harus dicapai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan.
d.      Resource and constraints
Yang dimaksud dengan Resource and constraints adalah  berupa sumber-sumber daya yang tersedia dan segala bentuk keterbatasan dalam melakukan perencanaan.
e.       Establishing educational planning parts and priorities
Merupakan upaya untuk mengembangkan bagian-bagian perencanaan dan prioritas dalam perencanaan.
3.      Analizing planning problems area
Merupaka kegiatan untuk mengkaji permasalahan dalam perencanaan pendidikan, hal ini mencakup sebagai berikut:
a.       Study areas and systems of subareas
Merupakan kegiatan mengkaji sebuah permasalahan dan subpermasalahan.
b.      Gathering date
Merupakan kegiatan pengumpulan data tabulating atau tabulasi data.

c.       Forecasting
Merupakan kegiatan untuk memproyeksi atau memberikan gambaran dalam menyusun sebuah perencanaan.

4.      Conceptualizing and designing plans
Merupakan pengembangan perencanaan yang mencakup konsep yang akan digunakan dalam proses menyusun perenanaan dan desain dalam proses membuat perencanaan. Beberapa hal yang tercangkup dalam Conceptualizing and designing plans adalah sebagai berikut:
a.       Identyfing prevailing trends
Merupakan kegiatan yang lebih untuk mengidentifikasi kecenderungan-kecenderungan yang sedang nge-trend atau yang sedang ada.
b.      Establishing goals and objective
Merupakan perumusan tujuan dengan menentukan tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum merupakan tujuan yang hendak dicapai secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus merupakan perumusan tujuan utama yang hendak dicapai.
c.       Designing plans
Merupakan kegiatan untuk merumuskan susunan rencana yang ingin dicapai.
          5. .Evaluating plan
Merupakan kegiatan untuk menilai sebuah rencana yang telah disusun sebelumnya. Penilaian rencana ini mencakup hal-hal sebagai berikut:
a.       Planning through simulation
Merupakan tahap evaluasi dengan cara mensimulasi rencana yang telah disusun sebelumnya.
b.      Evaluating plans
Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi rencana yang telah disusun oleh seorang planner.
c.       Selecting a plan
Merupakan kegiatan untuk memilih rencana yang terbaik dari rencana yang telah disusun sebelumnya.
        6.  Specifying the plan
Kegiatan ini merupakan tahap dalam menetapkan pilihan rancangan rencana yang akan dijadikan sebagai sebuah perencanaan pendidikan.

Berikut beberapa uraian tentang Specifying the plan:
a.       Problem formulation
Kegiatan ini terdiri atas tindakan untuk merumuskan masalah yang berkaitan dengan proses perencanaan suatu progam.
b.      Reporting result
Kegiatan ini berupa menyusun hasil rumusan dalam bentuk final plan draft atau rencana akhir yang akan digunakan.
          7. Implementing the plan
Implementasi merupakan penerapan dari rencana yang telah disusun sebelumnya. Penerapan rencana ini mencakup:
a.       Progam preparation
Persiapan progam ini berkaitan dengan mempersiapkan rencana operasional yang sudah ditetapkan oleh seorang planner.
b.      Plan approval and legaljustification
Mencakup tentang persetujuan dan pengesahan rencana yang telah disepakati oleh pihak planner.
c.       Organizing operational units
Kegiatan untuk mengatur aparat dalam organisasi pada suatu perencanaan.


8.  Plan feedback
Merupakan kegiatan arus balik dalam pelaksanaan sebuah rencana, pelaksanaan rencana ini mencakup hal-hal berikut:
a.       Monitoring plan
Merupakan kegiatan untuk memantau pelaksanaan dalam sebuah rencana. Monitoring dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan yang telah dicapai.

b.      Evaluation the planMerupakan upaya penilaian terhadap pelaksanaan sebuah perencanaan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapain tujuan yang telah dilakukan.

c.       Adjusting, altering or planning for what, how and by whom
Yang berarti mengadakan penyesuaian, mengadakan perubahan rencana atau merancang apa yang harus dan perlu dirancang lagi, bagaimanaperancanganya, dan oleh siapa Banghard & Trull dalam Gaffar(1987: 56).

Dalam menyusun sebuah rancangan pendidikan tentu kita harus melalui beberapa tahapan. Berikut beberapa tahapan menurut Chesswas dalam Gaffar(1987: 56):
1.      Need assessment
Merupakan kajian terhadap kebutuhan yang mencakup berbagai aspek pembangunan pendidikan yang telah dilaksanakan, keberhasilan, kesulitan, kekuatan, kelemahan, sumber-sumber yang tersedia, sumber-sumber yang perlu disediakan, aspirasi rakyat yang berkembang terhadap pendidikan, harapan dan cita-cita yang merupakan dambaan masyarakat. Kajian ini penting artinya, karena membandingkan antara what has been dan should be, yang merupakan pangkal tolak kegiatan perencanaan.
2.      Formulation goals and objective
Merupakan kegiatan perumusan tujuan dan saran terhadap perencanaan yang merupakan arah perencanaan serta yang merupakan penjabaran operasional dari aspirasi filosofis masyarakat.
3.      Policy and priority setting
Merupakan kegiatan untuk menetapkan sebuah penentuan dan penggarisan kebijakan dan prioritas dalam sebuah perencanaan pendidikan sebuah muara need assessment.
4.      Progam and project formulation
Merupakan kegiatan dalam merumuskan progam dan projek kegitan dalam sebuah perencanaan pendidikan yang merupakan komponen operasional perencanaan pendidikan.
5.      Feasibility testing
Merupakan pengujian sebuah kemungkinan melalui alokasi sumber-sumber yang tersedia dalam hal ini terutama merupakan sumber dana.
6.      Plan implementation
Merupakan pelaksanaan rencana untuk mewujudkan rencana yang tertulis ke dalam perbuatan .penjabaran rencana ke dalam perbuatan inilah yang menentukan apakah suatu rencana itu fleksibeldan efektif.
7.      Evaluation dan revision for future plan
Kegiatan ini dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana yang merupakan feedback untuk merevivi atau memperbarui dan mengadakan penyesuaian rencana untuk periode rencana berikutnya. Dengan adanya feedback seperti ini perencanaan memperoleh input yang berharga untuk meningkatkan rencana tahun-tahun berikutnya.

Berdasarkan uraian tentang tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan yang sebelumnya telah dikemukakankan oleh  beberapa ahli, maka secara sederhana dapat disimpulkan bahwa proses perencanaan terdiri dari beberapa komponen utama yang bersifat mendasar serta bersifat pokok yang tidakdapat ditinggalkan. Berikut komponen-komponen dalam proses perencanaan pendidikan:
1.      Kajian terhadap hasil perencanaan pembangunan pendidikan periode sebelumnya, dapat dijadikan sebagai tolak ukur dan titik dasar dalam membuat perencanaan berikutnya.
2.      Rumusan tentang tujuan umum perencanaan pendidikan yang merupakan arah yang harus dijadikan sebagai titik tumpu utama dalam melaksanakan kegiatan rencana pendidikan.
3.      Rumusan kebijakan dapat dijabarkan ke dalam strategi dasar perencanaan pendidikan yang merupakan respon terhadap cara mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
4.      Pengembangan progam dan proyek sebagai operasionalisasi prioritas tujuan yang telah ditetukan.
5.      Scheduling dalam hal ini berarti mengatur dan menmukan dua aspek yaitu keseluruhan progam dan dan prioritas secara teratur dan cermat, karena penjadwalan ini secara garis besar  memiliki arti yang sangat strategi bagi keseluruhan pelaksanaan perencanaan.
6.      Implementasi rencana yang di dalamnya termasuk proses legalisasi dan persiapan aparat pelaksana rencana, pengesahan rencana, pengesahan dimulainya suatu kegiatan, monitoring dan controlling untuk membatasi kemungkinan tindakan yang tidak terpuji yang dapat menimbulkan hambatan dalam proses pelaksanaan pencapaian tujuan perencanaan pendidikan.
7.      Evaluasi dan revisi yang merupakan kegiatan untuk mengevaluasi dalam rangkamenentukan tingkat keberhasilan dan kegiatan untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian terhadap tuntutan baru yang semakin berkembang.
Dari uraian di atas dapat disimpilkan bahwa, adanya unsur-unsur dalam menyusun sebuah perencanaan pendidikan yang sama dan bersifat esensial. Dengan adanya unsur-unsur yang sama tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses perencanaan adalah suatu proses yang diakui perlu dijalani secara sistematik dan berurutan karena keteraturan itu merupakan proses rasional sebagai salah satu properti dalam perencanaan pendidikan.

F. Sitem pendidikan sebagai dasar dalam penerapan metodologi perencanaan pendidikan.

Sistem pendidikan merupakan satu kesatuan unsur-unsur yang di dalamnya  saling berhubungan dan saling terkait dalam sebuah lembaga pendidikan. Sistem pendidikan yang berlaku adalah organized effort yang sudah melembaga dan berperan sebagai asset dalam kegiatan pembangunan pendidikan. Sistem pendidikan digunakan untuk melaksanakan segala kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan, dengan adanya sistem pendidikan ini seluruh upaya dalam membangun pendidikan dapat diwujudkan. Kedudukan sistem sebagai planning mechanism dan planning basis mempunyai arti lain ditinjau dari segi metodologi. Penerapan metodologi perencanaan pendidikan harus merujuk kepada kerja sistem yang ada. Karena hal itu, bila sistem tidak menunjang maka penerapan metodologi akan mengalami kesulitan. Kedudukan sistem dalam upaya nasional merupakan konsensus karena mempunyai arti politik yang penting. Secara umum sistem pendidikan ditiap-tiap negara sangat berbeda, namun terdapat beberapa persamaan yang sifatnya universal atau umum. Karakteristik yang universal inilah yang memberikan kemudahan dalam menerapkan sebuah metodologi yang dikembangkan dan dicobakan pada suatu sistem dari negara yang berbeda.
Sistem pendidikan nasional di Indonesia terdiri atas berbagai macam jenjang, antara lain jenjang pertama atau elementary educational, jenjang kedua disebut dengan secondary educational, dan jenjang ketiga disebut tertiary educational. Setiap Negara memiliki pola tersendiri mengenai usia, seperti usia yang termasuk dalam jenjang pertama, jenjang kedua, dan jenjang ketiga. Di Negara berkembang umumnya adalah menggunakan pola 12 tahun untuk jenjang pertama dan kedua, kemudian 4 tahun untuk jenjang ketiga yaitu pendidikan tingggi agar memperoleh gelar sarjana muda. Namun, pada jenjang secondary education atau pendidikan menengah di Indonesia mengalami pemisahan menjadi 2 bagian yaitu, jenjang pendidikan menengah pertama dan jenjang pendidikan menengah atas.

G.  Analisa Aspek Kependudukan dalam Perencanaan Pendidikan
Informasi dasar yang dibutuhkan dalam perencanaan pendidikan adalah tentang data kependudukan karena pada data ini memiliki nilai strategi untuk menentukan siapa yang berhak memperoleh kesempatan pendidikan dan berapa besaar jumlahnya, penduduk yang bagaimanakah yang membutuhkan dan dimanakah lokasinya. Informasi tersebut diperoleh dari sensus penduduk.
a.       Sruktur penduduk
            Pengelompokan penduduk menurut umur dalam sensus disusun secara interval seperti kelompok usia 0-4, 5-9, 10-14 dst. Stuktur penduduk ini mempunyai kaitan langsung dengan usia populasi sekolah berdasarkan jenjang pendidikan. Usia populasi SD misalnya berada pada interval kelompok umur antara 5-14 tahu.
b.      Stuktur pendidikan penduduk
            Data tersebut dapat dikaji melalui latar belakang pendidikan formal pada penduduk. Contoh berapakah jumlah pendudukan yang telah menyelesaikan pendidikan selama 6 tahun, 12 tahun, dan seterusnya. Data tersebut digunakan untuk mengetahui dengan pasti besar jumlah penduduk yang dijadikan target untu diberi pendidikan baik secara formal maupun non-formal.
c.       Sruktur pendidikan angkatan kerja
            Data ini digunakan untuk mengaitkan kebutuhan tenaga pendidik dan keterampilan pada pasaran kerja dengan lulusan pendidikan tertentu, untuk kemudian dapat meningkatkan kualitas angkatan kerja melalui berbagai program pendidikan.
d.      Perubahan-perubahan penduduk
Data perubahan penduduk sangat penting arena dapat mempengaruhi kebijakan dalam perencanaan pendidikan. Dalam konteks perubahan penduduk yang diperluan hanyalah yang meliputi pertumbuhan penduduk dan pengaruhnya terhadap struktur penduduk. Factor yang mempengaruhi perubahan penduduk adalah kelahiran, perpindahan (imigrasi atau emigrasi), dan kematian.

H. Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk adalah perkiraan pertumbuhan penduduk pada masa datang. Pertumbuhan penduduk dapat digunakan untuk menentukan berapa jumlah penduduk di Indonesia yang termasuk dalam usia sekolah, sehingga kita dapat menetukan kuota yang diperlukan untuk menampung calon peserta didik. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam proyeksi penduduk ini adalah pertama, faktor-faktor yang mempengaruhi penduduk dan hubungan factor tersebut dengan penduduk, kedua perkiraan perkembangan setiap factor tersebut. Proyeksi penduduk dilakukan dengan menerakan metodologi yang umum dikenal oleh kalangan ahli demografi yaitu Cohort survival.

I. Alur Murid : Analisis Dan Proyeksi
Dasar utama analisis kuantitatif populasi sekolah adalah struktur system pendidikan dan proses system pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maupun antar jenjang.
Siswa sebagai raw input, kemudian menjalani proses pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikan, kemudian keluar menjadi output yang kemudian harus kembali kepada masyarakatnya berasal.

J. Kebutuhan dan Penyediaan Tenaga Guru: Analisis dan Proyeksi
Kebutuhan tenaga guru (teacher demand) adalah tuntutan pemakai jasa profesional guru untuk memberikan pelayanan pendidikan terhadap anak didik pada lembaga pendidikan pemakai jasa guru itu. Kebutuhan akak tenaga guru untuk memberikan pelayanan pendidikan ini harus memenuhi persyaratan tertentu untuk menjamin bahwa pelayanan yang dituntut itu sesuai dengan harapan pemakai. Persyaratan ini begitu penting karena penyelenggaraan pendidikan menuntut keahlian profesional yang tidak setiap orang dapat memenuhi persyaratan tersebut.
Penyediaan tenaga guru lembaga pendidikan guru sebagai penyedia atau produser harus memperlihatkan persaratan proesional yang diminta oleh lembaga. Terdapat berbagai faktor esensial di dalam konsep demand and supply itu. Pada komponen demand unsur-unsur yang penting yang perlu diperlihatkan adalah guru untuk bidang apakah, untuk jenis, dan jenjang pendidikan yang mana, dengan kualifikasi apa, tugas-tugas apa saja yang harus dilaksanakan, dan juga jaminan-jaminan apakah yang dapat di sediakan sebagai imbalan pelayanan yang diberikan oleh guru.
Pada komponen supply, unsur-unsur esensial yang perlu mendapat perhatian adalah guru apa dan dengan kualifikasi tingkat mana yang perlu disiapkan, apakah stock guru cukup tersedia, program yang bagaimanakah yang dapat memnuhi persyaratan kualitatif ketenangan guru yang bagaimana diperlukan, berapa jumlah guru yang perlu dipersiapkan, sikap professional guru yang bagaimanakah yang perlu dibina untuk calon guru tersebut.

Keterkaitan antara Demand dan Supply Guru.
Equilibrium
                                                                         
Demand                                                                                                    Supply


Persyaratan                           Guru                   Guru                                   Persyaratan

Gambar 2.3: Hubungan Demand dan Supply Guru
Demand dan Supply yang sempurna adalah bila supply memenuhi keseluruhan kesepakatan persyaratan demand baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Keseimbangan yang seperti ini dalam hokum demand and supply disbut “perfect equilibrium” (Gaffar, 1980). Keadaan ini amat sulit dicapai karena terdapat berbagai factor yang sulit dikendalikan baik pada komponen demand maupun pada komponen supply.


DAFTAR RUJUKAN
Fattah, Nanang. 2013. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gaffar, Mohammad Fakry. 1987. Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi. Jakarta: P2LPTK Ditjen Pendidikan Tinggi.

Unesco. Apakah Pengertian Perencanaan Pendidikan Itu?,(online), (http://unesdoc.unesco.org/.../076671indb.pdf), diakses 14 Januari 2015.

Vembrianto. 1975. Pengantar Perencanaan Pendidikan(Educational Planning). Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.


0 komentar

Silahkan mengeluarkan unek** yang baik,and jangan nyepam ya..!
Terimakasih udah mampir..!